Senin, 30 November 2009

Belahan Jiwa

Tuhan hatiku mempercayai ketika Kau hadirkan dia untukku.

Begitu aku mempercayaiMu hatiku telah kuserahkan seutuhnya untuk dirinya.

Dan kini ketika perpisahan itu menghampiriku, aku terluka begitu dalam.

Bayang-bayangnya sulit sekali untuk menghilang dari hadapanku.

Aku yang begitu mencintai dan mengasihinya, tidak diberi kesempatan

Untuk menunjukkan seberapa besar cintaku kepadanya

Meskipun demikian aku menjadi tersadar kepada siapakah aku harus memusatkan hidupku

Dia yang tak pernah menyadari akan arti cintaku yang sesungguhnya.

Sungguh aku benar-benar merasakan bahwa dialah belahan jiwaku

Dia pemilik separuh hatiku yang telah menghilang dari kehidupanku

Seseorang yang begitu berarti yang mewarnai hari-hariku

Hatiku tersiksa Tuhan, dan air mata terus mengalir untuknya

Ketika seorang teman bertanya tentang dirinya, aku pandangi gambar wajahnya

Hatiku terasa sakit, sakit sekali dan tak terasa air mataku mengalir

Dan aku berdoa untukmu, untuk kebahagiaanmu di sana

Andai waktu bisa aku putar kembali, aku ingin tetap bersamamu

Tuhan setelah kau pisahkan kami berdua, aku hanya bisa berserah

Dan mungkin aku tak kan bisa lagi untuk memberikan hatiku untuk yang lain

Karena bagiku dialah terakhir yang memiliki hatiku

Kini aku hanya ingin memusatkan hidupku pada diri-Mu Tuhan

Terima kasih atas kebahagiaan yang telah kau berikan untukku selama 1 bulan 3 hari, walau sebentar aku sungguh-sungguh bahagia. Karena aku benar-benar mencintaimu sepenuh hatiku.